Sekolahyang baik akan menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis - tentang masalah minat manusia, keingintahuan, kesenian, kerajinan, warisan, peternakan, pertanian, dan banyak lagi - dan kemudian melakukannya.
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException ยป [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Ios/lowongan-kerja-untuk-mahasiswa-bandung-8770682" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
Namunberdasar pengalaman emperis dan pengamatan dalam menjalankan pembelajaran di kelas, sekurang-kurangnya ada 12 ciri siswa yang berpikir kritis. 1. Mampu menganalisa pokok persoalan dalam materi pelajaran dengan baik. 2. Mampu mendeskripsikan kondisi dalam persoalan yang sedang dibahas. 3.
Bapak dan Ibu Guru, kita pasti pernah bertemu sama siswa yang rajin mengerjakan tugas dan aktif bertanya di kelas. Tapi, mungkin juga kalau kita punya siswa yang malas dan tidak pernah mengumpulkan tugas. Kenapa setiap karakteristik peserta didik itu berbeda-beda? Nah, satu hal yang harus kita pahami adalah setiap siswa punya latar belakang dan cara belajarnya sendiri. Mereka memiliki karakter masing-masing yang sebenarnya terbentuk dari proses pembelajaran yang dilaluinya. Sebagai guru, kita harus mengetahui karakter peserta didik yang berbeda-beda. Sebab, hal itu berkaitan dengan cara kita merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai. Supaya siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran, mari kita pahami bersama karakter peserta didik yang unik. Apa Itu Karakteristik Peserta Didik?Manfaat Memahami Karakteristik SiswaApa Saja Karakter Peserta Didik yang Harus Diperhatikan?Menganalisis Karakteristik Peserta Didik Karakter bukanlah sesuatu yang berasal dari lahir, tapi terbentuk dari lingkungan dan orang-orang di sekitar. Menurut Lestari et al dalam Memahami Karakteristik Anak 2020, karakter adalah kualitas moral yang menjadi kepribadian khusus dan membedakannya dengan individu lain. Ilustrasi karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Arsip Zenius Karakteristik peserta didik bisa diartikan sebagai keseluruhan pola kelakuan yang dimiliki, yang nantinya berpengaruh pada kegiatannya dalam mencapai cita-cita atau tujuan. Terus, kenapa guru harus memahami karakteristik siswanya? Karakteristik peserta didik jadi salah satu variabel desain pembelajaran yang berkaitan sama latar belakang siswa. Dengan begitu, pembelajaran bisa dirancang sesuai aspek yang ada di diri siswa seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran, dan ciri-ciri jasmani serta emosional mereka. Baca Juga Hybrid Learning Jadi Solusi Efektif Pembelajaran? Manfaat Memahami Karakteristik Siswa Selain berperan penting untuk rancangan pembelajaran, ada beberapa manfaat lain yang didapatkan dari menganalisis karakteristik peserta didik dalam kelas, antara lain Mendapat gambaran yang lengkap tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang jenis pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sehingga bisa memberikan materi secara tepat lewat contoh atau ilustrasi. Dengan begitu, mereka bisa lebih mudah menerima dan menyerap pengetahuan baru yang latar belakang sosial dan budaya siswa, contohnya tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, atau dimensi kehidupan lainnya, agar bisa disesuaikan dengan metode yang informasi tentang tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmani maupun rohani, yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan cara belajar aspirasi dan kebutuhan siswa sehingga dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih tingkat penguasaan pengetahuan yang sudah diperoleh siswa gambaran tentang tingkat penguasaan bahasa siswa, baik secara lisan maupun tertulis, yang bisa jadi pertimbangan dalam menyajikan sikap dan nilai yang ada dalam diri siswa, sebab hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk merencanakan pengajaran. Jadi, banyak banget hal yang didapatkan dari memahami karakteristik peserta didik. Nah, sekarang apakah Bapak dan Ibu Guru sudah tahu apa saja karakteristik yang harus diperhatikan? Baca Juga Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia Apa Saja Karakter Peserta Didik yang Harus Diperhatikan? Dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik, guru bisa membedakan, mengoptimalkan, dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar 2011 menyebutkan ada tiga macam karakteristik peserta didik yang harus diperhatikan, yaitu Karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal siswa, contohnya kemampuan intelektual dan yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian misalnya sikap, perasaan, dan minat. Kondisi dan karakteristik peserta didik senantiasa mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Lalu, bagaimana cara untuk mengkaji karakter tersebut? Baca Juga Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas Menganalisis Karakteristik Peserta Didik Cara memahami karakteristik peserta didik. Arsip Zenius Kalau Bapak dan Ibu Guru sudah mengetahui karakteristik apa saja yang harus diperhatikan, saatnya melakukan pengkajian yang meliputi Karakteristik UmumKarakteristik umum berkaitan dengan budaya, suku, agama, gender, dan latar belakang status sosial yang mempengaruhi sikap dan minat belajar siswa. Contohnya, saat merencanakan kerja kelompok, pertimbangkan perbedaan gender yang mungkin berdampak pada perhatian dan tingkat partisipasi siswa. Kelompok dengan jenis gender yang beragam bisa bekerja dengan baik di kelas awal, tapi bisa saja menghambat pembelajaran siswa untuk beberapa kelas menengah. Dengan memperhatikan karakteristik umum siswa, kita bisa merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang menjawab kebutuhan unik setiap siswa. Kemampuan Awal KhususKemampuan awal merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum dimiliki mengetahuinya, kita bisa melakukannya secara informal lewat pertanyaan di kelas, atau lebih formal dengan memberikan tes. Hasilnya akan menentukan apakah siswa memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mendapatkan atau mengetahui materi saat kelas akan membahas tentang luas geometris, tes kemampuan awalnya berfokus pada keterampilan perkalian untuk mengidentifikasi apakah siswa bisa memahami materi selanjutnya. Gaya BelajarGaya belajar mengacu pada ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana pandangan dan respon peserta didik pada berbagai stimulus yang diberikan. Ciri psikologis yang dimaksud adalah kekuatan dalam memberi persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya. Informasi yang didapatkan dari menganalisis karakteristik umum, kemampuan awal khusus, dan gaya belajar siswa akan membantu kita dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Jadi, gimana Bapak dan Ibu Guru? Apakah selama ini sudah coba memahami karakteristik peserta didik? Dalam proses memahami karakteristik peserta didik, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan fitur-fitur yang ada di LMS Learning Management System ZenRu lho. Mulai dari kelas virtual, video materi, latihan soal, sampai sistem penilaian, semuanya hadir untuk bantu mencapai target pembelajaran yang direncanakan. Referensi Baca Juga Artikel Lainnya Pembelajaran Seimbang dalam Kegiatan Belajar Mengajar 4 Standar Kompetensi Guru yang Perlu Dimiliki Kemampuan Bahasa Inggris Guru sebagai Bekal Mengajar di Era Digital
Fasilitasfasilitas yang ada bisa digunakan oleh semua siswa yang ingin mengembangkan potensi yang dimiliki. Fasilitas-fasilitas tersebut juga dirawat dengan baik sehingga kebersihannya selalu terjaga dengan baik. Ciri-ciri yang terakhir yaitu lingkungan yang kondusif. Sekolah unggulan pasti memiliki lingkungan belajar yang kondusif
- Semakin maju perkembangan zaman, makin banyak pula penelitian yang menunjang dunia pendidikan. Termasuk temuan gaya belajar yang berbeda-beda pada tiap anak. Baik siswa, orangtua maupun guru, perlu memerhatikan gaya belajar anak ini. Sehingga kemampuan menangkap suatu materi pelajaran antara satu siswa dengan yang lain tidak bisa dipukul sama daya tangkap suatu pelajaran tiap siswa ini bisa saja disebabkan gaya belajar yang berbeda-beda. Melansir dari laman Ruang Guru, Sabtu 11/9/2021, setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar sambil mendengar musik, ada juga yang lebih suka dengan suasana tenang. Tapi ada yang menyukai belajar dari praktik atau lebih menyukai belajar cukup dari baca buku saja. Baca juga Astra Honda Motor Buka 5 Lowongan Kerja bagi Lulusan S1 Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka setiap orang memiliki cara belajar efektif berbeda untuk satu sama lain. Untuk memudahkan proses belajar, siswa harus tahu dulu gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan karaktermu. Menurut Bobby De Potter, gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita pelajari lebih dalam dengan gaya belajar ini. Gaya belajar visual Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Itulah mengapa, orang yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik seperti paduan warna dan lainnya. Baca juga Unpar Buka Jalur Tanpa Tes bagi Mahasiswa Baru 2022, Simak Syaratnya Karakteristik gaya belajar visual Rapi dan teratur Lebih mudah mengingat dari yang dilihat daripada yang didengar Lebih suka membaca daripada dibacakan Berbicara dengan tempo agak cepat Pembaca yang cepat dan tekun Lebih menyukai melakukan demonstrasi daripada pidato Sulit untuk menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis Tidak mudah terganggu dengan keramaian Suka menggambar apa pun di kertas Mengetahui apa yang ingin dikatakan, tapi sulit memilih kata-kata. Cara belajar yang tepat untuk visual Belajar dari gambar maupun video belajar yang menarik Membaca buku yang tidak hanya tulisan saja tetapi juga memiliki ilustrasi Saat belajar bisa sambil lakukan doodling supaya lebih fokus Gunakan spidol warna-warni saat membuat catatan Membuat mind mapping untuk memudahkan belajar. Baca juga Mahasiswa UM Surabaya Ingatkan Bahaya Pinjol Ilegal lewat Mural Gaya belajar auditori Bagi kamu yang memiliki gaya belajar auditori, biasanya lebih mengandalkan pendengaran untuk menerima informasi dan pengetahuan. Siswa dengan tipe auditori tidak masalah dengan tampilan visual saat mengajar, yang penting adalah mendengarkan pembicaraan guru dengan baik dan jelas. Tipe auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. Karakteristik gaya belajar auditori Lebih mudah mengingat sesuatu dari apa yang didengar daripada yang dilihat Berbicara pada diri sendiri saat belajar Senang mendengarkan Mudah terganggu dengan keramaian Kesulitan dalam tugas atau pekerjaan yang melibatkan visual Pandai menirukan nada atau pun irama suara Senang membaca dengan mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir mereka Suka berbicara, berdiskusi, atau menjelaskan sesuatu yang panjang Mudah dalam mengingat nama saat berkenalan dengan orang baru Kadang kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita. Cara belajar yang tepat untuk auditori Dengarkan musik yang disukai Bisa merekam saat guru mengajar lalu dikemudian hari didengarkan kembali Apabila membaca buku, bisa sambil diucapkan dengan suara pelan untuk lebih mudah mengingat Mendengarkan materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama Belajar dengan diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun mengingat materi. Baca juga Calon Mahasiswa Wajib Tahu Materi Saintek Paling Sering Muncul di UTBK Gaya belajar kinestetik Selain dua gaya belajar di atas, masih ada gaya belajar lain yang bisa dimiliki siswa, Gaya belajar kinestetik lebih suka belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya siswa dengan tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik. Makanya, orang yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah berdiam lama-lama di kelas. Karakteristik gaya belajar kinestetik Menyenangi belajar dengan metode praktik Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga atau menari Berbicara dengan perlahan Saat berkomunikasi banyak menggunakan isyarat tubuh Menghafal dengan cara berjalan atau melihat Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. Cara belajar yang tepat untuk kinestetik Saat mendapatkan materi belajar, bila memungkinkan segera coba praktikkan Belajar sambil melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau sesederhana menjetikkan jari Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru Bisa mengunjungi tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran Sejarah bisa mengunjungi museum Mengikuti ekstrakurikuler seperti seperti KIR Kelompok Ilmiah Remaja. Baca juga Daikin Buka 2 Posisi Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Yuk Daftar Itulah perbedaan dari tiga gaya belajar menurut Bobby De Potter. Jika kamu sudah memahami 3 gaya belajar ini, bisa membantumu saat belajar dan menangkap pelajaran yang disampaikan guru atau dosen. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
3 Banyak siswa dari kalangan ekonomi menengah ke atas 4. Memiliki nilai akreditasi yang bagus (nilai A) 5. Punya fasilitas pendidikan yang baik dan memadai 6. Lulusannya banyak diterima di sekolah favorit atau bekerja di tempat favorit 7. Memiliki guru dengan kualitas yang baik dan pendidikan tinggi 8.
Bapak dan Ibu Guru, dalam mengajar ada satu hal yang harus kita pahami bahwa setiap peserta didik memliki latar belakang yang berbeda dan cara belajarnya sendiri. Mereka memiliki karakter masing-masing yang terbentuk dari proses pembelajaran yang dilaluinya. Dengan begitu, sebaga guru haruslah mengetahui karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Selain itu, mengenal karakter-karakter peserta didik juga berkaitan dengan cara yang Bapak dan Ibu Guru ambil untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai. Supaya siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran, mari kita pahami bersama karakteristik peserta didik yang unik di artikel ini. Pengertian karakteristik peserta didik Apa itu karakteristik peserta didik? Karakteristik merupakan pengembangan dari kata karakter yang artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Demikian, maka pengertian karakteristik peserta didik adalah keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. Karakteristik peserta didik pun merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perancangan pembelajaran. Karakteristik peserta didik menurut para ahli Pengertian di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ardhana dalam Asri Budiningsih 2017 11. Karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel penting dalam desain pembelajaran, yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik, termasuk aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka, seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran, ciri-ciri fisik, dan emosi yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pemahaman atas karakteristik peserta didik dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri dari setiap peserta didik, yang nantinya akan menghasilkan berbagai data terkait siapa para peserta didik itu dan sebagai informasi penting untuk pijakan dalam menentukan berbagai metode yang optimal guna mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran. Bagaimana cara memahami karakteristik peserta didik? Dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar 2011 yang ditulis oleh Sardiman, menyebutkan ada tiga macam karakteristik peserta didik yang harus diperhatikan, yaitu Karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal peserta didik, contohnya kemampuan intelektual dan berpikir. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial para peserta didik. Karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan masing-masing kepribadian, seperti sikap, perasaan, dan minat. Lalu, bagaimana cara untuk memahami karakter tersebut? Caranya, Bapak dan Ibu Guru dapat menganalisis lima hal berikut. Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik umum berkaitan dengan budaya, suku, agama, gender, dan latar belakang status sosial yang mempengaruhi sikap dan minat belajar peserta didik. Dengan memperhatikan karakteristik umum siswa, Bapak dan Ibu Guru bisa merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang menjawab kebutuhan unik setiap peserta didik. Kemampuan Awal Khusus Peserta DidikKemampuan awal merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik. Untuk dapat mengetahuinya, Bapak dan Ibu Guru bisa melakukannya secara informal melalui pertanyaan di kelas, atau lebih formal dengan cara memberikan tes. Hasilnya lah yang akan menentukan, apakah peserta didik memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mendapatkan atau mengetahui materi selanjutnya. Gaya Belajar Peserta DidikGaya belajar peserta didik mengacu pada ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana pandangan dan respon mereka pada berbagai stimulus pelajaran yang diberikan. Ciri psikologis yang dimaksud antara lain kekuatan dalam memberi persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya. Bakat Peserta DidikBakat peserta didik merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur oraknya. Meski begitu, keaktifan otaknya sangat ditentukan oleh cara peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan begitu, bakat yang dimiliki peserta didik merupakan salah satu faktor untuk dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Retensi Peserta DidikRetensi, yaitu kemampuan peserta didik untuk mengingat materi yang telah dipelajari. Bapak dan Ibu Guru pun dapat melihat karakteristik peserta didik dari penguasaan atas materi pelajaran, dimana prosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat kemampuan menggunakan daya ingat. Dengan menganalisis karakteristik umum, kemampuan awal khusus, gaya belajar, bakat, dan retensi peserta didik, akan membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik apa saja yang perlu dimiliki peserta didik? Ada berbagai macam karakteristik yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Dalam Modul Belajar Mandiri untuk calon guru yang disediakan oleh Kemendikbud, karakteristik peserta didik meliputi Etnik, tentunya masing-masing peserta didik berasal dari etnis yang berbeda-beda. Kultural, peserta didik sebagai anggota suatu masyarakat tentunya juga memiliki budaya tertentu. Status sosial, peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari status sosialekonomi yang berbeda-beda. Minat, peserta didik memiliki perasaan senang atau suka yang berbeda-beda terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Perkembangan kognitif, setiap peserta didik memiliki tingkat perkembangan kognitif yang berbeda, dan hal ini akan mempengaruhi guru dalam memilih serta menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi dalam melakukan pembelajaran. Kemampuan awal peserta didik bersifat individual, artinya setiap peserta didik memiliki kemampuan awal yang berbeda, sehingga untuk mengetahuinya juga harus bersifat individual. Gaya belajar peserta didik yang visual, auditif, dan kinestetik. Motivasi, masing-masing peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari tiga hal 1 kualitas keterlibatannya, 2 perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik, 3 upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki. Perkembangan emosi, peserta didik dapat merasakan senang/gembira, aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih, takut, dan sejenisnya dalam pembelajaran. Perkembangan sosial, setiap peserta didik memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial peserta didik pun dapat diketahui/dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain dan menjadi bagian masyarakat di lingkungannya. Perkembangan moral para peserta didik dapat dilihat dari 3 tahapan, yaitu Tahap Preconventional 6-10 tahun yang meliputi aspek hukuman dan kepatuhan, atau peserta didik menilai baik dan buruk berdasarkan akibat perbuatan Tahap Conventional 10-17 tahun yang meliputi aspek good boy orientation orientasi perbuatan yang baik, yakni menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh orang lain Tahap Postconventional 17-28 tahun yang meliputi contractual legalistic orientation, yakni orientasi orang pada legalitas kontrak sosial. Perkembangan spiritual, masing-masing peserta didik memiliki kesadaran diri, fleksibel dan adaptif. Selain itu, peserta didik juga cenderung memandang sesuatu holistik, dan cenderung mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi hidupnya. Perkembangan motorik, peserta didik tentunya memiliki perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Bagaimana seharusnya guru menyikapi peserta didik dengan karakteristik yang berbeda-beda? Melalui buku KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK yang merupakan Kumpulan Opini Luaran PLP I FKIP Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung 2022, seorang guru dapat bersikap sebagai berikut dalam menyikapi peserta didik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Selalu bersikap ramah pada peserta didik; Tidak menyalahkan peserta didik jika belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun, apabila peserta didik tersebut memang benar-benar melakukan kesalahan, maka nasehatilah dengan lembut, agar ia tidak merasa disalahkan atau disudutkan dan mengetahui apa yang telah dilakukannya itu. Selalu menawarkan bantuan, karena pastinya setiap peserta didik perlu bantuan dari gurunya; Jadilah guru yang mampu menjadi orangtua pada saat di sekolah sekaligus teman bagi para peserta didik; Selalu memberikan perhatian pada peserta didik, karena bagi mereka perhatian itu menjadi hal yang sangat membahagiakan walau spele. Menerapkan 5S senyum, salam, sapa, sopan, dan santun di sekolah, tidak hanya menjadi tulisan dalam poster yang ditaruh di dinding saja. Jadi, bagaimana Bapak dan Ibu Guru? Apakah selama ini sudah mencoba untuk memahami karakteristik para peserta didik? Dalam proses memahami karakteristik peserta didik, Bapak dan Ibu Guru bisa bergabung bersama Quipper School Premium. Bapak dan Ibu Guru akan mendapatkan berbagai informasi terkait edukasi untuk Guru. Ayo, bergabung sekarang juga!
Aklasifikasi A. Organ reproduksi dan bentuk daun spermatophyta B. Pola percabangan dan bentuk bunga C. Sistem perakaran dan jumlah biji D. Jumlah mahkota bunga dan pertulangan daun Mengklasifikasika D n spermatophyta Setelah diamati oleh siswa, sebuah tumbuhan X memiliki ciri-ciri kepada kelompok berikut ini : tumbuhan Memiliki daun yang cukup
Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels Seorang guru tidak hanya memiliki kewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru harus menjalankan fungsi mendidik siswa supaya memiliki karakter yang baik serta memberi perhatian kepada mereka. Guru yang baik harus mampu memahami karakter atau sifat siswa secara individu ataupun kelompok dan juga mengerti apa yang mereka butuhkan. Sis-siswa di sekolah memiliki beragam karakter yang berbeda-beda sehingga Guru Pintar tidak boleh memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama atau bagaimana cara memberikan perhatian yang tepat pada mereka. Jika guru gagal mengenali karakter murid/siswa dan tidak memberikan perhatian seperti yang mereka butuhkan, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak pada mutu pembelajaran. Ada siswa yang akan termotivasi jika diberikan perhatian berupa pujian, tetapi ada juga yang tidak. Guru harus peka terhadap murid yang butuh perhatian dan bagaimana cara memberikan perhatian yang tepat. Jangan sampai apa yang Guru Pintar lakukan menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakpuasan karena dianggap pilih kasih. Untuk itu, Guru Pintar harus tahu ciri ciri siswa membutuhkan perhatian dan tips menangani siswa yang membutuhkan perhatian. 7 Ciri-ciri Siswa yang Membutuhkan Perhatian Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels Cara agar guru bisa peka terhadap murid yang perlu adalah dengan mengetahui ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian dan juga ciri ciri siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. dengan demikian guru dalam membantu kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Guru Pintar harus mengenal siswa dengan baik supaya dapat lebih peka terhadap siswa yang membutuhkan perhatian lebih dan pertolongan. Berikut ini adalah tanda siswa butuh perhatian dari guru 1. Mengalami kesulitan berkonsentrasi Saat proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, Guru Pintar dapat memperhatikan dengan seksama apakah siswa-siswa mendengarkan dan memperhatikan Penjelasan atau pelajaran yang sedang Guru Pintar sampaikan. Jika ada siswa yang memiliki tatapan kosong atau seperti memikirkan sesuatu, artinya mereka sedang tidak konsentrasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi. Misalnya cara mengajar Guru Pintar yang membosankan atau memang sedang menghadapi banyak masalah di sekolah maupun di rumah. Siswa yang menghadapi hal seperti ini tidak boleh dibiarkan. Guru Pintar harus segera memberikan penanganan sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa supaya mereka bisa belajar dengan baik kembali. 2. Mengalami penurunan nilai secara drastis Jika salah satu atau beberapa siswa yang tiba-tiba mengalami penurunan nilai secara drastis, maka hal tersebut merupakan alarm atau penanda bahwa siswa butuh perhatian. Begitupun jika ada siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah. Guru Pintar harus peka dan memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswa tersebut. Berikan personal approach yang membuat siswa nyaman dan mau membuka diri sehingga dapat mengungkapkan kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian, Guru Pintar dapat memberikan treatment yang dibutuhkan oleh siswa dengan tepat. 3. Tidak Percaya Diri Di dalam kelas pasti Guru Pintar pernah menjumpai siswa yang cenderung pendiam, pasif dan tidak percaya diri. Hal ini kemungkinan adalah indikator bahwa ia kurang mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Anak yang seperti ini merasa insecure sehingga memilih menarik diri dari lingkungan sosialnya. Apa yang harus Guru Pintar lakukan sebagai guru? Buatlah mereka merasa bahwa mereka juga istimewa dan memiliki kelebihan. Tunjukkan apa saja hal yang dapat mereka asah sehingga dapat meraih prestasi yang cemerlang. Hal ini selain membuat mereka lebih percaya diri, siswa juga akan merasa aman berada di lingkungan sekitarnya dan menerima dirinya sendiri dengan baik. 4. Sering bolos sekolah Apa yang Guru Pintar lakukan jika ada siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan? memarahi mereka? menegur mereka di depan teman-temannya? Jangan melakukan hal tersebut pada siswa yang sering bolos ya Guru Pintar. Mengetahui penyebab dan latar belakang mengapa siswa sering bolos sekolah adalah hal penting yang harus dilakukan. Bagaimana caranya? berikan perhatian, tanyakan dengan baik-baik mengapa siswa tersebut sering bolos, kemudian tawarkan apa yang Guru Pintar bisa lakukan untuk membantu siswa tersebut. Jika memang memungkinkan, Guru Pintar juga melakukan home visit dan berkomunikasi dengan orang tua. Mengapa siswa yang terlalu sering bolos tidak bisa dibiarkan begitu saja? Tentu saja karena siswa akan terhambat proses belajarnya. Siswa akan ketinggalan materi-materi pelajaran dan pastinya akan mempengaruhi perkembangan belajarnya. 5. Terlihat selalu cemas dan ketakutan Beberapa siswa merasa tidak bisa pada pelajaran tertentu. Hal ini menyebabkan ada rasa cemas dan takut ketika akan menghadapi guru atau pelajaran tersebut. Sebagai guru yang baik, Guru Pintar harus berusaha membuat siswa tersebut merasa nyaman. Ubahlah strategi mengajar yang dapat mengakomodir gaya belajar semua siswa termasuk siswa yang membutuhkan perhatian tersebut. Tanamkan kepada mereka bahwa pelajaran yang mereka hadapi itu mudah. 6. Terlihat lesu Ada beberapa penyebab siswa terlihat lesu ketika belajar di kelas. Penyebabnya antara lain metode belajarnya yang membosankan, penjelasan materi yang sulit dimengerti, dan siswa merasa kurang diperhatikan. Jangan abaikan siswa yang seperti ini ya Guru Pintar. Dengan memberikan perhatian dan menanyakan kesulitan apa yang dimiliki, akan membuat siswa bersemangat belajar kembali. Menyindir, memarahi, atau melabeli siswa ini dengan sebutan malas adalah pantangan bagi seorang guru. Siswa ini membutuhkan perhatian dan pertolongan dari Guru Pintar supaya dapat belajar dengan optimal. 7. Sulit Beradaptasi Tidak semua siswa memiliki kemampuan beradaptasi yang sama. Ada yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, ada juga yang lambat beradaptasinya. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat menyebabkan siswa merasa tidak dapat belajar dengan baik. Segera tanyakan apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Kemudian yakinkan siswa bahwa mereka diterima dengan baik. Dengan demikian mereka lebih mudah merasa aman dan kemudian dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Bagaimana Cara Memberikannya Perhatian Lebih Pada Siswa? ร Mengapa peserta didik memerlukan perhatian dalam belajar? Dan apakah hal ini tidak menyebabkan kecemburuan? Sebagai guru harus memberikan perhatian kepada siswa secara merata, dan tidak pilih kasih. Bagaimana agar guru tidak pilih kasih? Tentu saja dengan memberikan tindakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Jangan terlalu berlebihan dalam memberikan perhatian supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut ini adalah beberapa bentuk perhatian lebih kepada siswa, di antaranya yaitu 1. Kenali temperamen siswa Guru Pintar dapat mulai dari bagaimana siswa memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, berdiskusi dengan temannya dan lainnya. Cara yang mereka lakukan untuk menuntaskan tugasnya dan juga sikap saat berinteraksi dengan teman dan guru di kelas dipengaruhi oleh karakteristik siswa. 2. Amati siswa selama proses belajar Hal-hal yang siswa lakukan selama proses belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu jangan sampai guru lalai dan acuh terhadap keadaan siswa saat belajar. Jika perlu, Guru Pintar dapat menyediakan buku atau catatan khusus yang memuat hasil pengamatan terhadap siswa. 3. Lakukan komunikasi dua arah pada siswa Komunikasi dua arah dengan siswa akan memudahkan Guru Pintar mengetahui sudut pandang dan perasaan siswa serta apakah siswa telah memahami pelajaran dengan baik. Adapun untuk melakukan komunikasi dua arah yaitu Guru Pintar dapat bertanya mengenai pendapat siswa dalam hal apapun yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Demikianlah, Guru Pintar, beberapa ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian. Semoga Guru Pintar dapat lebih baik dalam mengenali siswa-siswinya dan mengantarkan mereka untuk mencapai tujuan belajar dengan baik. ร
Berikuttanda-tanda guru itu disukai siswa. 1. Nyambung/connect dengan siswa Guru yang baik bisa cepat konek dengan siswa dan merasakan kebutuhan mereka sebagai individu. Kehidupan siswa itu tidak terbatas di sekolah. Ada aktivitas, perasaan, dan masalah yang kompleks yang mereka hadapi di luar sekolah.
aKSoL0. 4adqyf2gk5.pages.dev/954adqyf2gk5.pages.dev/764adqyf2gk5.pages.dev/5454adqyf2gk5.pages.dev/2944adqyf2gk5.pages.dev/774adqyf2gk5.pages.dev/1024adqyf2gk5.pages.dev/4124adqyf2gk5.pages.dev/378
ciri ciri siswa yang baik