CeritaSeks Tetangga Ngentot Dengan Istri Tetangga Baru Sebelah Rumah - Mobil kulajukan perlahan menuju jalan besar dan kulihat di ujung gang. Lisa sedang menunggu Metro Mini yang akan membawanya ke Kampung Melayu. Kuhampiri dia dan kubuka jendela mobil dan menyapanya. "Berangkat kerja Mbak Lisa?" "eh.. iya mas Ardi," jawabnya agak kaget.
Saya ingin menceritakan kehidupan di masa lalu saya ketika baru tumbuh menjadi anak laki-laki. Saya hanya mampu mengingat kehidupan saya secara lebih lengkap sejak saya berumur 15 usia itu saya baru kelas 2 SMP di sebuah desa yang berada di pelosok, jauh dari keramaian dan kehidupan modern. Rumah saya hanya terbuat dari dinding anyaman bambu, lantai tanah dan letaknya terpencil di luar keluarga miskin, mungkin jika menurut ukuran pemerintah adalah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Aku tinggal bersama emakku yang aku panggil simbok dan nenekku yang aku panggil mbah. Kami memang hanya bertiga. Mbok cerai dari Bapak sejak aku lulus SD. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tetapi yang kurasa, Bapak pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tidak tahu ingat Mbah kakung kakek meninggal waktu aku masih SD. Jadi hanya aku lah laki-laki dirumah itu, yang harus mengerjakan semua pekerjaan laki-laki. Sementara mbok mencari nafkah dengan memburuh tani bersama mbah. Keduanya masih umurku 15 tahun mbok masih umur 39 tahun dan mbah 55 tahun. Umur segitu kalau di kota besar masih tergolong belum tua, tapi di kampung sudah termasuk uzur. Namun kedua mereka dikaruniai badan yang langsing dan menurut istilah Jawa, singset. Mbokku mewarisi ibunya berbadan langsing. Meski kedua mereka sudah memasuki usia tua menurut ukuran kampung, tetapi tubuh bereka tidak bergelambir lemak, alias mereka biasa-biasa saja tidak terlalu cantik, tetapi juga tidak jelek. Biasa saja lah orang kampung, Cuma wajahnya bersih dari noda bekas jerawat. Sepengetahuanku mereka tidak terlalu repot menjaga tubuh dan wajah, karena makan hanya seadanya dan mandi juga biasa tidak pernah dilulur dan sebagainyaBaik mak maupun mbah, tumit kakinya kecil dan betisnya langsing. Ini menjadi perhatianku setelah aku dewasa dan mengenal ciri-ciri wanita yang pandai memuaskan melenceng sedikit. Kebiasaan di desa kami adalah setiap rumah mempunyai kamar mandi yang disebut sumur berada di luar rumah dan umumnya agak jauh di belakang rumah. Tidak jauh dari sumur terdapat tempat buang hajat besar. Sumur dan wc nayris tidak berdinding penghalang. Yang ada hanya bangunan lubang sumur yang bibirnya ditinggikan sekitar 1 meter, lalu tonggak-tonggak kayu untuk menggantung baju dan sekitar sumur dan wc ditumbuhi oleh tanaman rumpun sereh dan tanaman semak yang rimbun sehingga agak terlindung. Aku sebagai laki-laki selalu bertugas menimba dan mengisi air ke ember-ember untuk mandi, cuci piring dan cuci baju. Ritual mandi biasanya dilakukan pada pagi hari ketika mata hari mulai agak terang sekitar pukul 5 sejak kecil aku terbiasa mandi bersama orang tuaku. Tidak ada rasa malu, sehingga kalau kami mandi tidak memakai basahan, atau sarung. Kami mandi telanjang bulat. Mungkin bedanya kalau orang kota mandinya berdiri di bawah shower atau bergayung ria atau tiduran di bath tub. Kalau kami orang desa mandi biasanya jongkok.
Cerita17 tahun Siswi SMA yang Nakal Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.
Setelah mengeringkan badan, kutatap tubuhku didepan cermin kamar mandi, dan akupun tersenyum sendiri melihat kemolekan tubuhku. Sepasang gumpalan gading yang membusung dengan porsi tak kurang dari 36b, perut yang ramping dan kaki yang jenjang semua itu selalu kurawat dengan baik untuk aku persembahkan kepada suamiku tercinta. Aku mulai mengelus bulu-bulu hitam yang tumbuh di antara kedua paha mulusku, segera kuambil gunting kecil untuk memangkas bulu-bulu itu yang sudah mulai panjang. Aku memang selalu mencukurnya bila demikian agar selalu kelihatan rapi, setelah kubersihkan dengan sabun sirih yang dapat membuat wangi aroma vaginaku lalu aku mulai mengenakan pakaian. Aku mengenakan bluos model 'U can C' dengan rok yang agak panjang menutupi saja kunyalakan TV diruang tengah untuk melihat telenovela kesayanganku, tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi tanda ada seseorang datang bertamu."Sebentaar..!"Bergegas aku menuju pintu depan untuk membuka pintu, kupikir tumben Mas Rohan pulang secepat ini untuk makan siang."Selamat siang Bu..""Eh.. Pak Yonas, ada apa Pak?" ternyata tamu itu adalah Pak Yonas asisten suamiku."Anu Bu, Bapak ada meeting dengan klien dari jepang siang ini dan Bapak membutuhkan berkas yang ketinggalan di rumah, jadi.. saya diminta Bapak untuk mengambilnya kesini", dengan sopan Pak Yonas menyampaikan maksud kedatangannya."Oh.., hmm tapi saya nggak tahu mana berkas yang Bapak butuhkan, soalnya banyak file yang menumpuk di meja Bapak, nanti saya ambil dulu ya Pak.. mari silakan duduk dulu!""Oh.. iya Bu, tapi maaf Bu.. kalau boleh saya minta segelas air, kalau enggak merepotkan?""Ah enggak kok, sebentar saya ambilkan, silakan duduk dulu!", kemudian aku menuju dapur dan kembali membawa dua gelas es sirop ke ruang tamu."Silakan diminum Pak, saya ambil berkasnya dulu ya""Iya Bu, Terima kasih".Lalu aku menuju ruang kerja Mas Rohan untuk mengambil berkas yang dimaksud, tapi karena aku tidak tahu mana berkas yang di maksud akhirnya kubawa semua map yang berisi berkas-berkas yang ada di meja kerja suamiku."Ini Pak, tapi saya nggak tau berkas yang mana", kemudian saya duduk setelah menyerahkan berkas-berkas tersebut."Iya Bu, biar saya cari sendiri""Lho kok airnya belum diminum, ayo Pak minum dulu""Oh iya Bu makasih".Pak Yonas mengambil gelas sirop yang ada di hadapannya dan akupun mengambil gelas yang ada di depanku untuk sekedar menemaninya minum. Lama Pak Yonas memilih berkas yang kuberikan sambil kuperhatikan didepannya, dengan teliti Pak Yonas mengamati berkas-berkas tersebut. Rupanya mungkin karena matahari yang mulai meninggi sehingga aku merasa agak gerah menyerang tubuhku, padahal aku baru saja mandi sebelum Pak Yonas datang. Entah apa yang terjadi, yang jelas kurasakan ada sesuatu menyerang diriku, rasa gerah itu meninggi sehingga menimbulkan gairah dalam dadaku. Aku semakin kelihatan gelisah dan rasanya sensitifitas tubuhku kian bertambah saja karena sedikit saja pantatku bergerak untuk bergeser dari tempat dudukku, rasanya gesekan itu semakin nikmat menekan belahan vaginaku dari luar. Untung saja Pak Yonas terfokus pada berkas-berkas tersebut sehingga tidak menyadari kalau aku semakin tampak gelisah. Kutatap Pak Yonas yang lagi asyik dengan berkas-berkas dihadapanku, semakin tambah saja gairah birahi didadaku. Sosok tubuh Pak Yonas mengingatkan aku akan belaian tubuh Mas Rohan suamiku, Oh.. Tuhan mungkin aku mulai gila karena tiba-tiba saja aku membayangkan tubuhku dicumbu oleh Pak Yonas. Detik berikutnya aku merasa pusing menyerang kepalaku dan rasa kantuk menyerang kedua mataku."Maaf Pak, saya tinggal dulu kepala saya agak pusing" tanpa menunggu jawaban Pak Yonas aku berdiri hendak menuju kamar tidurku, tapi kalau saja Pak Yonas tidak menangkapku pasti aku akan terjatuh kelantai."Bu Alya.. Ibu kenapa?""Entahlah Pak.. Kepala saya pusing""Kalau begitu mari saya antar ke kamar"Akhirnya aku dituntun Pak Yonas menuju kamar tidurku sambil sebelah tanganku memeluk tubuh Pak Yonas. Lalu aku di baringkan diatas tempat tidurku dan Pak Yonas bergegas keluar kamar. Selang berapa lama Pak Yonas kembali kedalam kamar sambil tangan nya membawa sesuatu yang entah apa karena aku mataku benar-benar tersa berat. Antara sadar dan tidak kudengar Pak Yonas menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam, lalu ia meletakan sesuatu diatas meja rias kamar tidurku."Lho Pak, kok pintunya dikunci"Hanya itu yang keluar dari mulutku, Pak Yonas diam tak menjawab tapi ia beranjak mendekati aku yang tergolek lemas ditempat tidurku. Diambang kesadaran kurasakan sesuatu yang basah merayap menelusuri kakiku dan terus beranjak naik menuju pahaku, tanganku berusaha mencari tahu apa sebenarnya yang menelusuri kaki dan pahaku."Oh.. Pak Yonas.. apa yang Bapak lakukan.." aku tersentak kaget ketika kudapati ternyata lidah Pak Yonas menempel di belahan pahaku."Tenanglah Bu.. nikmati saja..", aku berontak, aku tak bisa membiarkan kekurang ajaran orang ini, aku harus bisa melepaskan diri dari bajingan ini, tapi tak berdaya aku melakukan semua itu, tubuhku lemas dan yang lebih celaka lagi dorongan hasrat yang menggebu itu bertambah menjalari seluruh tubuhku."Bajingan kau.. lepaskan!, aku ini istri atasanmu.." tapi Pak Yonas menjawab teriakanku dengan tangannya yang berusaha menarik rok yang aku kenakan dan mencampakannya ke lantai dan selanjutnya kedua tangannya pula yang menarik celana dalamku sehingga terlepas dari tempatnya, maka terpampanglah bagian tubuhku yang paling rahasia yang selama ini hanya aku dan suamiku yang tahu keberadaannya."Kurang ajar.. Bajingan.. lepaskan..!" kembali aku berteriak sambil berusaha menendang, tapi lagi-lagi aku begitu lemah dan tiba-tiba saja lidah Pak Yonas yang basah menyeruak menyapu organ tubuhku yang paling sensitif."Akhh.." Oh.. Tuhan nikmat sekali rasanya lidah orang ini, tubuhku mengejang, lama lidah Pak Yonas bermain dengan Vaginaku dan sesekali ia menyentuh dan menggigit clitorisku yang mulai mengembang dan mengeras. Cairan vaginaku mulai keluar meleleh berbaur dengan air liur Pak Yonas yang masih saja menusukan lidahnya ke tubuhku kembali menegang, dan kurasakan sesuatu menjalar diseluruh tubuhku dan seakan berkumpul dirahimku lalu.."Ohh.. hh.. Akh.." erangan panjang dari mulutku mengiringi semptotan cairan hangat yang keluar dari dalam liang vaginaku dan membasahi mulut Pak Yonas. Pelacur.. aku orgasme dengan orang selain suamiku dan hendak memperkosaku dengan biadab, tapi rasanya nikmat sekali orgasmeku yang pertama dari Pak Yonas ini dan aku selalu menginginkan lebih dari itu. Kini tubuhku benar-benar lemas sambil kedua pahaku tetap menghimpit kepala Pak Yonas dengan nafas yang Pak Yonas melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan merayap keatas tubuhku yang masih belum bisa membuka mataku."Gimana sayang.. kita lanjukan permainan ini?" Pak Yonas berbisik ditelingaku."Ja.. hh.. jangan Pak sudah.." sebentar Pak Yonas menghentikan aksinya mungkin untuk memberiku kesempatan mengumpulkan tenaga kembali."Bu Alya, Ibu tahu kalau saya udah jatuh cinta saat pertama melihat Ibu, jadi nikmati saja tanda cinta dari saya."Tidak Pak.. jangan.." setengah menangis aku memelas agar ia mau melepaskanku dari nafsu bejatnya."Pak Rohan sangat beruntung memiliki Ibu.., cantik dan bertubuh idaman lelaki.." sambil terus bicara rupanya Pak Yonas menaggalkan seluruh lembut ia mencium keningku, hidungku, pipiku dan sambil menghembuskan nafasnya ia mencium telingaku membuat gairah dalam tubuhku kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri."Bibir Ibu indah.." itu yang terdengar sebelum ia melumat kedua belah bibir sensualku, aku berusaha menghindar tapi nikmat sekali aku mulai membalas dengan membuka bibirku membiarkan lidah Pak Yonas menyeruak masuk kedalam mulutku. Ia melepaskan ciumannya lalu bergerak menelusuru leherku dan berusaha menggigir puting susuku yang masih terbungkus rapi oleh blous dan BH. Kembali tangannya merayap menggerayang perutku lalu menari blouseku keatas dan melepaskannya, kini pertahanan diriku hanya BH yang menutup rapat kedua gumpalan payudaraku."Beautifull breast.. indah sekali sayang.."Dengan sekali tarik terlepaslah BH itu dari tubuhku sehingga kini aku telanjang bulat di hadapannya. lalu ia menyentuh bagian terakhir dari tubuhku yang belum dijamahnya, kedua payudara yang indah milik suamiku."Padat dan kenyal.. kau memang pandai merawat tubuh sayang.."Ia mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dadaku. aku menggelinjang dan hasratku lebih berkobar akhirnya kudekap tubuh yang menindih diatasku, oh.. Tuhan ia sudah telanjang bulat, kurasakan belahan pantatnya di kedua tanganku. Lama ia menelusuri dan mengeksploitasi payudaraku ketika tiba-tiba ia bergerak merenggangkan tubuhnya dari tubuhku dan beringsut naik sehingga kurasakan sesuatu yang keras menempel di wajahku, aku tersentak kaget."Ayo sayang mainkan punyaku please..!" kudengar ia merajuk sambil menarik tanganku untuk memegang dan memainkan benda itu. Ia mengarahkan kemulutku tapi aku tak mau, benar-benar tak mau karena aku memang tidak biasa melakukannya juga dengan Mas Rohan suamiku."Ti.. tidak.. aku nggak mau""Ayo sayang buka mulutmu, nanti kau akan menikmatinya.."Dengan agak terpaksa aku membuka mulutku dan mulai menciumi penis Pak Yonas, sebenarnya ukuran penis Pak Yonas hampir sama dengan milik suamiku tetapi punya Pak Yonas sedikit lebih panjang dan agak membesar di bagian kepalanya. Akhirnya perlahan aku mulai menjilati dan mengulum penis itu."Ohh.. Nikmat sekali sayaang, kau memang pintar"Pak Yonas mengerang sambil meremas rambutku lalu ia mendorong dan menarik penisnya di mulutku. Aku terus mengutuk diriku yang rela memberikan sesuatu yang lebih pada orang lain daripada untuk suamiku karena selama ini aku selalu menolak kalau Mas Rohan minta untuk memasukan penisnya ke Pak Yonas menikmati sentuhan lidahku sampai akhirnya ia pun tak tahan untuk segera mengakhiri semuanya. Perlahan kembali ia merayap turun mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku sambil terus melumat wajah dan payudaraku."Jangan.. Pak.. aku mohon jangan.. aku nggak mau menghianati suamiku.. please..!" untuk kesekian kalinya aku memelas sambil berusaha merapatkan kedua kakiku dan mendorong tubuh Pak Yonas agar menjauh mempedulikan rintihanku Pak Yonas bergerak berusaha membuka kakiku dan menempatkan tubuhnya diantara kedua kakiku. Dengan reflek kedua tanganku bergerak menutupi selangkanganku, tapi kembali tanagn Pak Yonas menarik kedua tangan ku dan membawanya keatas kepalaku. Langsung saja ia menyapu kedua ketiakku yang mulus tanpa bulu dengan lidahnya, kembali akupun merasakan sensasi kenikmatan sebagai akibat sapuan lidahnya yang basah itu."Ohh.." tubuhku bergetar sesuatu yang keras berusaha menyeruak masuk lubang kenikmatanku, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam selangkanganku. Aku mendongak, mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan yang tiada taranya dan diakhiri dengan satu sodokan kuat akhirnya amblaslah seluruh penis Pak Yonas kedalam liang . . . .
CeritaSex Dewasa - Kado Spesial dari Rini. Cerita Sex Dewasa - Hujan turun deras sekali penglihatan sedikit kabur karena kaca mobil tertutup embun yang menempel dikaca depan. AC kunyalakan walaupun udara terasa dingin menusuk tulang. Saat itu sudah jam 7.30 pagi, jadi sudah tak mungkin lagi menunda untuk berangkat kekantor apalagi jam 8.00 ada janji meeting dengan client.
Ini adalah sebagian kisah kehidupan yang kualami, sebelumnya aku akan memberikan sedikit gambaran tentang diriku. Alya namaku, aku seorang wanita yang telah 26 tahun berada di dunia ini, aku terlahir dari buah cinta seorang keturunan Pakistan dan Jerman, jadi tak heran kalau aku mewarisi kecantikan ras bangsa aria dengan tinggi hampir 170 cm dan berat badan yang ideal. Aku sendiri sangat bersyukur karena Tuhan memberikan anugerah kecantikan dan kemolekan tubuh seperti ini, wajar saja semasa kuliah dulu aku sering menjadi rebutan teman pria di kampusku. Sekarang aku telah menjadi Ibu rumah tangga dan aku pun sangat mencintai kekasih yang kini menjadi karena berada di tempat yang baru dengan suasana baru pula yang membuat aku dan suamiku begitu bergairah malam ini. Memang tadi siang kami baru berjalan-jalan di sekitar kota untuk hanya sekedar mengenal tempat yang untuk beberapa waktu kedepan akan menjadi tempat tinggalku yang baru. Mas Rohan suamiku memang baru mendapat promosi untuk memimpin cabang perusahaan dimana suamiku bekerja, dan aku memang terpaksa ikut dengan suamiku pindah kekota baru ini karena aku tidak mau berpisah dengan Mas Rohan hampir setahun pernikahan kami, tetapi rasanya baru kemarin kami berhadapan dengan penghulu di hadapan sanak keluarga. Aku sangat mencintai Mas Rohan suamiku dan begitu juga sebaliknya sehingga rasanya kami menikmati bulan madu terus setiap hari walaupun sudah hampir setahun usia rumah tangga kami. Seperti malam ini walaupun seharian kami keliling kota Bandung, tapi rasanya kami tidak merasa lelah untuk sekedar menumpahkan rasa cinta kami yang begitu menggebu."Ayo dong Mas, katanya Mas mau bawa aku terbang malam ini.."Mas Rohan memang tidak pernah menolak kalau aku sudah mulai merajuk seperti itu."Iya, sebentar Mas mau ambil air minum dulu ya, sayang..", ujarnya sambil beranjak dari tempat tidur dan bergegas keluar kamar untuk mengambil segelas air. Mas Rohan memang biasa menyiapkan air minum sebelum kami melakukan hubungan suami istri, katanya biar tambah tenaga kalau nanti mau ronde Mas Rohan aku segera menanggalkan pakaianku sehingga aku kini telanjang bulat dan segera masuk kebalik selimut. Ketika Mas Rohan kembali aku berpura-pura memejamkan kedua mataku."Lho, katanya mau terbang ko malah bobo sih".Aku diam saja, Mas Rohan duduk ditepi tempat tidur dan menarik selimutku. Mas Rohan sedikit terkejut ketika mendapati tubuhku yang sudah telanjang bulat ketika dia menarik dan mencampakkan selimut tersebut ke lantai. Tentu saja bila melihatku sudah seperti ini Mas Rohan akan segera menanggalkan pakaiannya dan langsung menerkam tubuh molekku yang tengah menanti kedatangannya."Hhh.. Ssshh..".Mulutku mulai mengeluarkan suara, tangan Mas Rohan mulai menelusuri tubuhku, agak tergesa ia menyentuh dua bukit kembar yang membubung di dadaku. Aku semakin memuncak, kali ini usapan lidah Mas Rohan yang bermain di dadaku. Lama ia mengulum, menjilat dan terkadang menggigit kecil puting susu yang telah tegak berdiri dengan kokohnya di kedua belah payudara indahku."Hhh.. Alya sayang.. ayo kita terbang sayang..".Aku diam dan menjawab erangan Mas Rohan dengan perlawanan cumbuan yang semakin panas. Perlahan mulut Mas Rohan turun menjalar mendekati perutku dan terus melewatinya dan akhirnya.., sentuhan lidah yang basah kembali kurasakan menyapu organ tubuhku yang paling sensitif, mulutku mulai meracau entah kemana dan kujepit erat kepala Mas Rohan dengan kedua paha putihku. Hampir setiap kami melakukan hubungan badan tiap saat itu pula Mas Rohan memainkan liang kewanitaanku dengan jilatan dan sapuan-sapuan lidah yang basah, tapi aku seakan tidak pernah bosan terus saja ingin kembali mendapat sensasi yang menyenangkan itu."Ohh.. Mas.. ayo.. Mas aku sudah siap.. ak.. aku.. sudah basah..".Aku mulai membuka lebar kedua kakiku menanti tindakan Mas Rohan selanjutnya. Perlahan Mas Rohan mulai merayap naik mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku."Sebentar ya sayang.. aku pake ini dulu".Mas Rohan bergerak mengambil bungkusan kecil berisi kondom yang memang selalu tersedia di laci tempat tidur kami."Sudahlah Mas.. nggak usah pake itu sekarang.. aku udah nggak kuat nih""Iya.. sebentar yaang..!"Dengan sigap Mas Rohan memakai kondom dengan tangan kanannya sedangkan tangan kiri tetap tak lepas dari puting susuku seakan takut lepas dari kami selalu melakukan safe sex untuk mengatur kelahiran anak kami, Mas Rohan belum berkeinginan untuk punya momongan saat ini, katanya ia belum siap dan ingin menyiapkan segalanya dulu untuk anak-anak kami. Kalau tidak dengan sistem kalender ya dengan memakai kondom pada saat masa subur memang sangat membantu menunda kehamilanku. Aku sendiri kurang senang dengan keadaan seperti ini, disamping aku memang sudah ingin punya momongan juga karena rasanya ada sesuatu yang kurang bila saat bersetubuh ada yang menghalangi penyatuan kami walaupun itu hanya sebuah karet tipis. Walaupun itu tidak mengurangi kenikmatan hubungan sex tapi terkadang aku selalu ingin lebih dari apa yang diberikan Mas Rohan. Aku memang tergolong wanita dengan hasrat sex yang begitu tinggi, terkadang aku baru benar-benar terpuaskan bila sudah mencapai orgasme lebih dari satu atau dua sudah benar-benar basah, kali ini Mas Rohanpun telah siap memasuki diriku. Perlahan ia mengarahkan senjatanya ke selangkanganku dan sedikit dibantu dengan goyangan dari pantatku, amblaslah senjata kebanggaan milik Mas Rohan di vaginaku, walau tidak terlalu besar tapi penis ini telah benar-benar membuatku mabuk kepayang akan nikmatnya bercinta."Ohh.." mataku terpejam, detik berikutnya kami berpacu saling mengisi satu sama lain dalam hasrat birahi, goyangan dan genjotan diiringi ciuman dan gigitan kecil meng hiasi kamar tidur kami, dan akhirnya.."Aaa.. All.. Alyaa..!" sedikit terpekik Mas Rohan mengejang untuk beberapa saat dan akhirnya terkulai lemas diatas karena terlalu capek sehabis seharian jalan-jalan Mas Rohan mencapai klimaks terlebih dulu meninggalkan aku yang tengah berpacu mengejarnya. Rasanya seperti digantung ditempat yang jauh, aku berusaha mengejar dengan terus menggoyangkan pantatku dan memeluk erat tubuh Mas Rohan yang terkulai lemas. Walaupun akhirnya masa klimaks itu datang juga tetapi aku tetap saja seperti belum benar-benar melayang seperti masa-masa pertama kami melakukan hubungan sex, ya aku selalu ingin lebih tapi aku hanya diam memeluk tubuh Mas Rohan yang masih menindihku."Terima kasih Alyaku Sayang..", Mas Rohan mengecup telingaku sambil berbisik dan kemudian tertidur ini sengaja Mas Rohan mengajakku untuk bersama kekantornya dan akupun ingin melihat kantor baru Mas Rohan sekaligus berkenalan dengan para karyawan disana. Sesampainya di kantor kami mulai berkenalan dengan para karyawan."Rekan-rekan sekalian inilah pimpinan kita yang baru silakan anda semua berkenalan dengan beliau".Pak Yonas mulai memperkenalkan kami kepada para karyawan. satu persatu kami mulai bersalaman dan saling memperkenalkan diri masing-masing mulai dari staf manager sampai karyawan level dibawahnya. setelah selesai acara perkenalan akhirnya Pak Yonas menunjukan reuangan kantor suamiku, sedikit tentang Pak Yonas ini adalah wakil pimpinan sementara sebelum suamiku mengambil alih tugas memimpin perusahaan ini. Ia berumur sekitar 32 tahun dengan porsi tubuh begitu proporsional menurutku dan suamiku pun telah mengenal sedikit tentang Pak Yonas karena ia pernah di tempatkan di kantor pusat bersama suamiku."Mari silakan Pak, Bu.., ini kantor Bapak yang baru disini ""Oh.. iya terima kasih Pak Yonas, nah ini Ma, kantor baru Papa""Wah bagus juga ya Pa, saya rasa tak kalah bagus dengan suasana yang di kantor pusat""Silahkan Pak, sebentar saya tinggal dulu""Iya.. iya silakan"Setelah Pak Yonas pergi kemudian kami masuk ke ruangan kantor yang cukup lebar dengan segala sesuatu yang tertata rapi. Karena nggak kikuk aku sengaja melepas blazer warna cerah yang kukenakan, pagi itu aku memekai pakaian agak sedikit formal dengan rok selutut dan blouse warna putih tanpa lengan yang lumayan tipis lalu di di tutup dengan blazer, wah anggun sekali aku kelihatannya pagi tok.. tok.. tiba-tiba pintu kantor terdengar diketuk dari luar."Masuk!" Mas Rohan mempersilakan untuk segera masuk."Maaf Pak, saya hanya mau ngasih berkas laporan terakhir cabang di sini Pak".Ternyata Pak Yonas yang masuk dan membawa berkas untuk di berikan kepada suamiku. Pak Yonas agak sedikit terkejut ketika matanya tertuju ke arahku yang telah membuka blazer tadi sehingga lengan mulusku terlihat jelas dan garis BH ku terpampang karena tipisnya blous yang kukenakan. Lama ia menatapku dengan tatapan mata yang tajam membuat aku agak risih dan tentu saja dadaku berdegup kencang."Oh iya makasih Pak Yonas""Baik Pak saya permisi dulu""Silahkan!", setelah Pak Yonas pergi Mas Rohan mendekatiku dan duduk di sofa yang tertata di kantor itu."Gimana Al, Baguskan suasana disini?""Ya.. lumayan ramah juga orang-orangnya, tapi Pak Yonas itu agak aneh ya Mas""Ah, enggak mungkin karena dia baru melihat kamu aja sehingga dia kaya gitu, sebenarnya di baik dan ramah kan?""Iya juga sih Mas..".Lama aku di kantor Mas Rohan hingga saat makan siang dan kamipun makan bersama beberapa staf manager. Mas Rohan banyak bercerita terutama tentang aku, semua kebaikanku dan kemanjaan seakan menjadi kebanggaan bagi Mas Rohan. Kemudian mereka pun berbagi cerita ringan sekitar maslah keluarga dan setelah acara makan siang selesai aku diantar pulang oleh Mas Rohan kerumah setelah itu ia kembali ke terasa sudah hampir sebulan kami tinggal di Bandung ini dan akupun semakin betah saja tinggal disini. Hampir setiap akhir pekan sengaja suamiku mengajak beberapa karyawannya untuk sekedar rekreasi bersama bersama keluarga masing-masing sehingga semakin mengenal satu sama lain. Hanya Pak Yonas yang selalu hadir tanpa didamping keluarga nya karena memang ia belum beristri apalagi punya anak, katanya ia belum siap ia untuk memulai keluarga. Ternyata memamg Pak Yonas ini orangnya baik dan sangant menghormati Mas Rohan dan aku sebagai sesama rekan sekaligus atasannya. Terkadang ia datang kerumah hanya sekedar untuk mengobrol dengan kami berdua dan meminta pengalaman berumah tangga itu setelah Mas Rohan berangkat kekantor, seperti biasa aku mulai beres-beres merapikan rumah karena aku memamg sengaja tidak mau ketika Mas Rohan menyuruhku untuk cari pembantu. Alasannku karena aku juga ingin punya kesibukan dan mengurus suami dengan baik, setelah membereskan rumah dan memasak untuk makan siang aku lalu bergegas mandi untuk membersihkan tubuhku. Segar sekali rasanya guyuran air menyiram tubuhku, lama aku berendam dengan air hangat sambil membayangkan perlakuan Mas Rohan ketika kami memadu cinta walaupun akhir-akhir ini memang Mas Rohan sering kecapean dan terpaksa meninggalkanku untuk tidur lebih . . . . .
Selamabeberapa minggu, kehidupan kami kembali normal, namun tiba tiba pada suatu malam aku merasa begitu bernafsu, walaupun baru saja selesai berhubungan intim dengan suamiku, dan entah dorongan apa yang membuatku hingga berani 'meminta'. "Mas.. Aku.. Ingin..", kalimatku hampir tak selesai. "Hm.. Ingin..Rona mantap batal menikah sama Tion, tunangannya yang terbukti cowok brengsek. Biarpun semua sudah fix, biarpun dia harus menghadapi keluarganya dan keluarga Tion, Rona nggak peduli. Lebih baik batal sekarang daripada nekat dan akhirnya jadi janda cerai!Umur Rona 28 tahun, dan ternyata batal nikah bukan cuma kembali jadi jomblo, tapi memicu kepanikan massal dari lingkungan sekitar. Semua takut Rona trauma jatuh cinta dan jadi perawan tua. Great!Padahal Rona sama sekali nggak trauma. Dia jatuh cinta lagi. Betul-betul jatuh cinta. Love is blind, kata orang, dan itu betul. Cinta nggak mengenal tempat, usia, maupun waktu. Rona setuju seratus persen!Tapi kenapa harus dia? Kenapa harus laki-laki itu yang bikin Rona jatuh cinta?!Yah, cinta dan logika memang bukan pasangan akur, bukan?CeritaDewasa / Cerita Sex / Cerita ABG / Cerita Dewasa Hot / Cerita Dewasa SMA / Kumpulan Cerita Dewasa . Normalnya dia bakal melihat rona mukanya sendiri berubah merah karena perasaannya yang campur aduk, tapi kali ini agak susah bagi dia. Rumah itu baru terisi mereka berdua, Bram dan Sovi, yang menikah tahun lalu. Hingga malam itu
Haruskah kita sedih atau gembira melihat keadaan ini …? teman benar-benar saatnya kini kita sadar kita dan meninggalkan semua keburukan menuju kebaikan, dan saling ajak mengajak ke kebaikan, mendirikan sholat terutama dengan berjamaah, barangsiapa yang mengawali ke kebaikan maka ia akan medapat pahala orang yang mengamalkannya dan barangsiapa yang megajak ke keburukan dia juga akan mendapat dosa orang yang mengamalkannya mari teman kita bertobat tinggalkan segala keburukan Para moderator, admin, tolong fikirkan kembali kegiatan kita ini Kita tanya hati nurani tegakah kita bawa orang lain ke keburukan …?